Pivot Point adalah cara lain yang sering digunakan untuk menentukan level Support & Resistance dalam range 1 hari perdagangan. Kelebihan pivot point dibanding metoda Support & Resistance yang lain yaitu setiap trader diseluruh dunia mengunakan rumus yang sama untuk menghitung pivot sehingga pivot merupakan level psikologi pasar yang paling sering digunakan oleh para trader untuk membuat keputusan.
Prinsip dasar Pivot yaitu :
• Biasanya bila harga dibuka di atas pivot maka secara psikologis harga akan naik (meskipun tidak selalu) begitu juga sebaliknya.
• Harga cenderung berusaha untuk menembus level-level pivot, support & resistance.
• Bila momentum kuat maka harga akan menembus pivot menuju support atau resistance tetapi bila momentum lemah maka harga akan berbalik arah.
• Bila harga tidak menyentuh pivot biasanya harga cenderung menjauhi pivot.
Pada kenyataannya harga tidak selalu mengikuti prinsip Pivot Point. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Pada lingkaran kuning dan pink terlihat indikasi bahwa secara teori harga seharusnya bergerak ke R1 tapi pada kenyataannya harga tidak pernah menyentuh R1. Karenanya penggunaan sistem pivot perlu dibantu dengan indikator lain.
Berikut ini rumus cara menentukan Pivot Point :
Pivot Point (P) berguna untuk menentukan area support (S) dan resitance (R).Silahkan perhatikan rumus dibawah ini, yang dimaksud O (harga open), C(harga close), H (harga high/tertinggi), L (harga low/terendah).
Cara Menghitung nilai support dan resistance
Contoh :
Setelah Pivot terpasang, yang harus dicatat:
Prinsip dasar Pivot yaitu :
• Biasanya bila harga dibuka di atas pivot maka secara psikologis harga akan naik (meskipun tidak selalu) begitu juga sebaliknya.
• Harga cenderung berusaha untuk menembus level-level pivot, support & resistance.
• Bila momentum kuat maka harga akan menembus pivot menuju support atau resistance tetapi bila momentum lemah maka harga akan berbalik arah.
• Bila harga tidak menyentuh pivot biasanya harga cenderung menjauhi pivot.
Pada kenyataannya harga tidak selalu mengikuti prinsip Pivot Point. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Pada lingkaran kuning dan pink terlihat indikasi bahwa secara teori harga seharusnya bergerak ke R1 tapi pada kenyataannya harga tidak pernah menyentuh R1. Karenanya penggunaan sistem pivot perlu dibantu dengan indikator lain.
Berikut ini rumus cara menentukan Pivot Point :
Pivot Point (P) berguna untuk menentukan area support (S) dan resitance (R).Silahkan perhatikan rumus dibawah ini, yang dimaksud O (harga open), C(harga close), H (harga high/tertinggi), L (harga low/terendah).
Rumus Pivot Point (P) = | O + H + L + C |
4 |
Cara Menghitung nilai support dan resistance
Resitance 2 : | (R2) = P + (H-L) |
Resitance 1 : | (R1) = (2xP) – L |
Pivot : | (P) |
Support 1 : | (S1) = (2xP) – H |
Support 2 : | (S2) = P – (H-L) |
Open : | 1.4210 | High : | 1.4290 |
Close : | 1.4244 | Low : | 1.4146 |
Resitance 2 : | 1.43665 | ||
Resitance 1 : | 1.42990 | ||
Pivot : | 1.42225 | ||
Support 1 : | 1.41550 | ||
Support 2 : | 1.40785 |
Setelah Pivot terpasang, yang harus dicatat:
1. Jika market open diatas Pivot maka diperkirakan market bullish, jika merket open dibawah Pivot diperkirakan market bearish. Dan seberapa jauh harga open dari PP, atau jika open dibawah S1 atau diatas R1.
2. Jika open dibawah S1 atau diatas R1, maka diperkirakan harga akan mencoba koreksi terlebih dahulu sebelum bergerak searah dengan trend.
3.Semua hal diatas hanyalah suatu kebiasaan history sebelumnya, jadi tidak selalu benar,sehingga harus selalu pasang target point dan stop loss.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus