Kamis, 28 Februari 2013

Pentingnya Indikator Fundamental GDP


Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto adalah indikator fundamental utama yang digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Angka GDP menyatakan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu. GDP bisa dianggap sebagai ukuran perekonomian negara tersebut dan sampai seberapa jauh ekonomi negara tersebut telah tumbuh atau sedang menyusut. Secara umum bisa dikatakan jika GDP suatu negara meningkat maka perekonomian negara tersebut sedang menguat, dan permintaan mata uang negara tersebut juga akan meningkat yang berarti nilai tukarnya akan menguat. Sebaliknya jika GDP menyusut atau negatif, nilai tukar mata uang negara tersebut akan cenderung melemah.

                   

Biasanya GDP diukur per kwartal dan per tahun (tahunan), yang diperbandingkan terhadap kwartal dan tahun sebelumnya. Misalnya jika GDP tahunan suatu negara meningkat 3% berarti ekonomi negara tersebut telah mengalami pertumbuhan sebesar 3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Umumnya GDP dihitung dengan menjumlahkan semua investasi, konsumsi total, pengeluaran pemerintah dan ekspor. GDP berpengaruh langsung pada masyarakat dalam sebuah sistem perekonomian. Jika ekonomi sedang tumbuh, angka pengangguran akan turun dan tingkat upah akan naik seiring dengan permintaan tenaga kerja yang meningkat.

Perubahan GDP yang signifikan biasanya akan berdampak langsung pada pasar saham. Jika ekonomi sedang memburuk maka keuntungan perusahaan yang go public juga akan berkurang dan harga sahamnya akan turun. Para investor yang khawatir ketika GDP sedang negatif akan keluar dari pasar saham hingga indeks harga saham turun. GDP suatu negara yang negatif selama 2 kwartal berturut-turut merupakan tanda bahwa negara tersebut sedang memasuki resesi.

Rilis data GDP
Dalam setiap tahun ada 3 kali rilis data GDP yaitu:

1. Advance GDP: dirilis sebulan setelah berakhirnya satu periode kwartal. Rilis data ini adalah yang paling awal sehingga cenderung mempunyai pengaruh cukup besar meski ada perbedaan dengan data akhir (final report) karena beberapa data yang belum dihitung seperti data perdagangan dan persediaan barang (inventory).
Disebut juga dengan GDP First Release atau Estimated GDP.

2. Preliminary GDP: dirilis 2 bulan setelah berakhirnya satu periode kwartal. Rilis data ini lebih realistis dari rilis sebelumnya. Disebut juga dengan GDP Second Realease.

3. Final GDP: dirilis 3 bulan setelah berakhirnya satu periode kwartal. Pada rilis data ini ada beberapa perbaikan atau revisi dari data sebelumnya. Disebut juga dengan GDP Third Release atau Revised GDP.

Rilis data GDP tidak hanya penting bagi investor, trader atau analis, tetapi juga sangat diperhatikan oleh para petinggi bank sentral sebagai penentu kebijakan moneter dan juga para politisi. Dalam merencanakan kebijakan moneternya, bank sentral melakukan estimasi dan menetapkan target GDP pada suatu periode tertentu. Bersamaan dengan data pengangguran dan tingkat inflasi yang sedang berjalan, bank sentral bisa mengambil kebijakan untuk merubah tingkat suku bunga atau bahkan melakukan tindakan stimulus seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Jepang.
Di Amerika Serikat prediksi secara umum range pertumbuhan ekonomi yang ideal per tahun adalah 2.5% hingga 3%. Jika perekonomian mulai memasuki resesi, GDP diharapkan bisa naik hingga 6%-8%, tetapi dalam jangka panjang pada umumnya investor memprediksikan GDP pada level sekitar 3%.

Kekurangan jika trading dengan indikator fundamental GDP adalah bahwa rilis data GDP hanya terjadi per kwartal, tidak seperti kebanyakan indikator fundamental penting lainnya yang dirilis per bulan misalnya CPI, NFP dan indeks sentimen bisnis, atau klaim data pengangguran AS yang dirilis per minggu. Meski demikian, trend GDP dalam jangka panjang penting diketahui guna mengetahui level perekonomian suatu negara.

Sumber : www.investopedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...